Rabu, 22 Januari 2014

Tugas ilmu sosial dasar
Nama : Annafsul Muthmainnah
Kelas/ Npm : 1Ka06/11113111



 MASYARAKAT DAN KEMISKINAN


            Dari zaman dahulu sampai sekarang kekayaan indonesia memang tidak terbantahkan. Di kaca mata dunia indonesia dipandang sebagai negara yang cukup maju akhir-akhir ini. Kekayaan alam indonesia memang merupakan aset yang harus dijaga bersama. Tapi yang menjadi pertanyaan banyak orang apakah hasil dari aset tersebut bisa sampai ke perut masyarakat indonesia secara merata. Apakah keadilan bisa sampai kepada mereka yang mengharapkannya. Dan bukankah dinegara ini paham sosial sudah diajarkan sejak kita masih kecil. Banyak kabar faktual mengenai kasus seperti ini.
Seperti halnya di kota jakarta. Kemiskinan tidak dapat dipisahkan. Padahal menurut BANK dunia,tingkat pertumbuhn ekonomi Indonesia naik dari tahun ke tahun. Wajah sendu dan lunglai kaum miskin di jakarta masih saja terlihat di setiap sudut kota. Apa sebenarnya yang menyebabkan kemiskinan enggan enyah dari jakata?
Sebagai contoh nyata, Agus beserta istri dan anaknya hidup di jakarta sebagai pemulung. Mereka setiap hari berkeliling jakarta untuk memungut sampah plastik dan beberapa jenis sampah lain yang bisa di daur ulang. Sudah setahun lamanya mereka hidup di jalanan. Sebelumnya agus bekerja sebagai petugas keamanan di bekasi. Karena usianya yang tua, sulit baginya untuk meneruskan tugas itu. Dan pada akhirnya, ia memutuskan menjadi seorang pemulung. Sebab tidak ada propesi lain yang lebih layak baginya.
Mereka menyadari bahwa hidup dijalanan adalah tidak layak bagi mereka. Terlebih lagi sang istri tengah hamil lima bulan.  Meskipun demikian, tidak jarang ia ikut menarik gerobak kalau suami sedang sakit.
Agus dan keluarganya adalah potret ironi kehidupan di jakarta. Kemiskinan di kota metropolitan ini terlihat begitu nyata. Padahal menurut BANK  dunia pada kwartal pertama 2011 pertumbuhan indonesia naik menjadi 6,2 %. Dan diperkirakan akan naik dari tahun ke tahun. Tapi angka-angka tersebut tidak sejalan dengan realita yang ada. Dinas sosial DKI Jakarta mencatat sedikitnya ada 48 titik di Jakarta tempat berkumpulnya pemulung, pengamen, gelandangan dan anak  jalanan. Dinas sosial kerap merazia mereka dan kemudian diberikan pelatihan. Namun menurut koordinator urban poor consorsium  upaya  ini tidak menyelesaikan permasalahan. Pelatihan yang diberikan pemerintah terkesan dipaksakan. Karena tidak mengakomodir kebutuhan dan kepentingan tuna wisma.
Begitu banyak permasalahan tentang kemiskinan di ibukota. Sebenarnya siapa yang harus disalahkan. Yang jelas kekejaman ibukota membuat sejumlah orang berani untuk memutuskan untuk menjadi seorang kriminal. Karena terhimpit derita kemiskinan, langkah-langah apapun akan mereka lakukan demi kelangsungan hidup.
Banyak langkah-langkah yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi kemiskinan di ibukota. Namun belum juga ditemukan titik temu. Lantas kapankah kemiskinan akan berakhir di negeri kita ini. Akankah terus berlangsung dan ataukah ada langkah efisien yang mematikannya. Justru malah dikhawatirkan dalam menghadapi perkembangan IPTEK kemiskinan akan terus merebak di indonesia. Mulai dari sekarang persiapkan diri kita untuk menghadapi zaman dengan membekali diri kita dengan ilmu. Kita harus sadar bahwa ilmu akan mengangkat derajat manusia. Ilmu adalah makanan pokok kita yang harus rutin dikonsumsi.
Letak batas kemiskinan terdapat dalam diri sendiri. Jika kita tidak mempersiapkan diri untuk menghadapinnya dari sekarang, kemiskinan akan terus berlanjut sampai ke anak dan cucu kita. Akan lebih baik jika kita kita tidak mewariskan kebodohan kepada anak cucu kita. Agar mereka tidak merasakan penderitaan hidup dan tidak menyesali telah hidup di bumi ini.


sumber video : http://www.youtube.com/watch?v=ZkWTlr6qtUA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar